.
Merdeka.com - Ada dua wajah Islam yang kini beredar di publik. Media-media Barat kerap memberikan stigma negatif bagi kaum muslimin. Namun, data ilmiah menunjukkan pertumbuhan jumlah penganut Islam di seluruh dunia bertambah.
The Washington Post pada laporan awal tahun ini sudah
mencatat anomali tersebut. Sebanyak 71 persen responden di negara-negara Barat,
utamanya Eropa dan Amerika Serikat, menyatakan Islam tak sesuai dengan
demokrasi.
Tapi laporan dari Pew Research Center dari Amerika Serikat
memastikan, 10 persen populasi Eropa dalam tiga dekade mendatang bakal terdiri
atas komunitas muslim. Sedangkan di Negeri Paman Sam, umat muslim kini jadi
kelompok agama terbesar ketiga, mencakup 46 juta orang.
Dalam laporan yang dikutip merdeka.com, Minggu (5/4), pada
situs resminya, Pew menyatakan umat Islam akan mencapai 34,9 persen dari total
populasi global selepas 2070.
Artinya, untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, jumlah umat
muslim melampaui penganut agama Kristen yang selama ini dominan.
"Pada 2050 populasi umat Kristen dunia (2,9 miliar jiwa)
nyaris diimbangi umat Islam (2,8 miliar). Ini kondisi yang belum pernah
terjadi," tulis laporan Pew.
Apa saja alasan pertumbuhan jumlah pemeluk Islam sangat pesat?
Berikut rangkumannya berdasarkan kajian dari laporan yang dibuat Pew Research
Center maupun sumber-sumber lainnya:
1. Tingkat kelahiran negara mayoritas
muslim tinggi
Merdeka.com - Pew mencatat, tingkat fertilitas penduduk bumi
yang menganut Islam mencapai koefisien 3,1. Di atas penganut Kristen (2,7),
Hindu (2,4), ataupun Yahudi (2,3).
Hal ini sangat menonjol di India.diperkirakan pada 2050 India
resmi menjadi negara penduduk muslim terbanyak sejagat.
"Mayoritas penduduk India tetaplah warga penganut Hindu.
Namun jumlah pemeluk Islam di India juga meningkat drastis melampaui
Indonesia."
Kajian Pew didasarkan pada data yang dimiliki Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Jika tidak ada bencana, maka penduduk bumi pada 2050 mencapai
9,3 miliar jiwa.
Demografi muslim diramal pertumbuhannya mencapai 73 persen.
Jauh di atas Kristen (35 persen), Hindu (34 persen), Yahudi (16 persen), Agama
lokal (11 persen), atau yang tidak beragama (9 persen).
2. Terorisme bikin warga Eropa dan AS
belajar Islam
Merdeka.com - Isu terorisme tidak selamanya memicu
Islamofobia. Di banyak negara Eropa, justru minat belajar Islam meningkat
setelah muncul kabar ajaran Nabi Muhammad ini memerintahkan pemeluknya
melakukan kekerasan.
Daily Mail melaporkan penjualan buku-buku Islam di Prancis
meningkat 30 persen pada Januari-Maret 2015. Penyebabnya adalah serangan pada
kantor redaksi Charlie Hebdo awal tahun ini, setelah memuat kartun Nabi
Muhammad.
Situasi tak jauh beda terjadi di Amerika Serikat. Terutama
setelah serangan 11 September 2001 oleh Al Qaidah.
"Islam itu walau diekspos secara negatif kepada orang
Amerika, mereka mencari dan ketika mereka mencari mereka menemukan Islam yang
sesungguhnya," kata Imam besar Islamic Centre of New York, Shamsi Ali
kepada merdeka.com.
Seturut tren di negara maju, sepanjang periode 1990-2000,
diperkirakan ada 12,5 juta orang yang berpindah agama menjadi Islam.
3. Islam lebih menarik dibanding
sekularisme
Merdeka.com - Situasi di Prancis menunjukkan ajaran Islam
justru menarik perhatian warga kebanyakan. Padahal Negeri Anggur itu salah satu
negara yang ketat memberlakukan sekularisme di ruang publik. Misalnya, ada
larangan memakai hijab, rosario, dan kippah di sekolah atau di tempat kerja.
Sepanjang 2010-2013, tercatat ada tambahan 200 ribu orang
masuk Islam. Merujuk laporan the New York Times, sekularisme garis keras ala
Prancis justru memicu banyak warga mendalami kembali spiritualitas.
"Saya pikir fenomena ini didorong sekularisme Prancis
yang melahirkan kekosongan spiritual pada warga Prancis," kata Imam Masjid
Besar Kota Marseille, Ghoul Abdurahman yang membantu syahadat 130 mualaf
sepanjang 2012.
Fenomena perkembangan Islam di Eropa relatif pesat hingga
tiga dekade mendatang. "Di Eropa muslim akan mencapai 10 persen dari total
populasi," tulis laporan Pew.
4. China tidak didominasi agama tertentu
Merdeka.com - Data dari Pew dan sumber-sumber ilmiah lain
soal pertumbuhan muslim bisa berubah drastis, seandainya demografi penduduk
Republik Rakyat China dikuasai pemeluk agama tertentu.
Negeri Tirai Bambu adalah negara dengan penduduk terbanyak di
muka bumi. Pada 2010, sensu menunjukkan ada 1,3 miliar orang di seantero China.
Menariknya, 47 persen atau mayoritas warga Negeri Tirai Bambu
tidak memeluk agama apapun. Ini berpengaruh pada populasi pemeluk agama dunia. Penganut
konfusianisme dan buddha menguntit di belakang dengan proporsi 16 persen.
Pew meramalkan akan ada peningkatan 5 persen untuk pemeluk
Kristen di China, namun itu tidak mengubah prediksi awal soal pertumbuhan Islam
di seluruh dunia lima dekade lagi. Sedangkan umat muslim di China kini mencakup
2 persen total populasi.
5. Paling berkembang di negara maju
Merdeka.com - Hasil studi yang dirilis akhir tahun lalu
menemukan bahwa Eropa memiliki sedikitnya 38 juta muslim atau sebesar lima
persen dari total populasi benua tersebut. Muslim di Eropa sebagian besar
terkonsentrasi di Eropa Tengah dan Timur. Tren terbaru, kota-kota besar negara
maju kini juga semakin disesaki umat muslim.
Salah satu negara dengan umat muslim terbesar di Eropa adalah
Rusia, dengan 16 juta penduduk. Sedangkan penduduk muslim di Jerman sebanyak
4,5 juta, Prancis sebanyak 3,5 juta jiwa, Inggris sekitar 2 juta orang, dan
Italia sebanyak 1,3 juta jiwa.
Sisanya tersebar di beberapa negara Eropa lainnya seperti
Portugal, Swedia, Belanda, Swiss, Belgia, dan lainnya.
Jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah. Sebuah
hasil studi di Rusia menyebutkan, jumlah pemeluk Islam di negara Beruang Merah
tersebut mencapai 25 juta jiwa dari total populasi yang mencapai 145 juta jiwa.
Sementara itu, kelompok pencari fakta asal Amerika, Pew
Research Center mendapati bahwa dalam 30 tahun terakhir, jumlah penduduk
muslimin di seluruh dunia telah meningkat pesat.
Data statistik menunjukkan, pada tahun 1973 penduduk Muslim
dunia sekitar 500 juta jiwa. Namun, saat ini jumlahnya naik sekitar 300 persen
menjadi 1,57 miliar jiwa. Tercatat, satu dari empat penduduk dunia beragama
Islam.