d'Masiv - Persiapan (2012)
d’Masiv
“Persiapan” Matang Di Album Ketiga
Dipenuhi dengan variasi warna musik,
ketukan yang berbeda dibanding dua album sebelumnya. Ingin memutar-balikkan
mitos ‘album ketiga’, yang selama ini menghantui band-band muda.
“Ini sequel dari dua album sebelumnya,”
kata Rian, memulai ceritanya tentang album ketiga d’Masiv ini. Diberi nama
“Persiapan”, album ini menggambarkan sebuah langkah awal, yang selalu
dibutuhkan oleh hampir semua kegiatan apapun. “Sebuah hajat besar pun dimulai
dari persiapan,” kata Rian memberi analogi.
Walau sudah menelurkan dua album,
d’Masiv tetap merasa mereka harus melakukan persiapan. Sebab, mereka merasa
perjalanan yang dilakukan saat ini baru berada di tahap-tahap awal, belum di
tengahnya, konon lagi di ujung.
Cover album ini menjadi wakil paling
kasat mata dari semua itu, dan juga mengisyaratkan keinginan d’Masiv untuk
menjadi lebih besar dari yang sekarang. Di sampul album itu terpampang foto The
Beatles, dan peta dunia. “Peta itu cerminan cita-cita kami untuk berkeliling
dunia,” kata Rian. Sejauh ini d’Masiv memang sudah manggung di beberapa negara,
tetapi mereka ingin lebih jauh lagi. Sementara The Beatles adalah cerminan dari
cita-cita lain yakni, agar karya d’Masiv tetap hidup abadi di telinga pendengarnya.
Yang tetap dipertahankan d’Masiv adalah
konsep tanpa wajah personilnya di sampul album. Di dua album pertama hal itu
diperlihatkan dengan mengosongkan bagian wajah. Di “Persiapan”, hal itu tetap
juga dilakukan. Rian, misalnya, digambarkan bernyanyi dengan memalingkan wajah
ke belakang. “Kami ingin dihargai karena karya, bukan karena orangnya,” ungkap
Rian tentang konsep tersebut.
Di album ketiga ini ada sedikit kejutan
bagi Masiver, julukan untuk para pecinta d’Masiv. “Foto-foto mereka kami
masukkan ke dalam sampul album,” jelas Rian. Bagi d’Masiv, para fans itu adalah
bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanannya. “Kami tidak akan sampai di
titik ini bila bukan karena Masiver,” ungkap Rian.
Meski tetap mengambil tema cinta sebagai
pondasi, d’Masiv mencoba mengemasnya dengan cara berbeda. Mereka menyodorkan
sejumlah variasi beat, aliran musik, dan format olah vokal berbeda-beda di
album ini.
Tetapi, bukan berarti d’Masiv melupakan
benang merah musik mereka, yang membuat nama band ini menjadi besar seperti
sekarang. Rian tetap datang dengan komposisi apik, dengan lirik-lirik
‘beracun’-nya, yang membuat para pendengar terkesima, larut di dalamnya.
Lengkap dengan warna vokal khas milik Rian.
Natural, yang menjadi single perdana
album, ini adalah salah satu lagu ‘racun’ tadi. Malah, sebagai benang merah
kesinambungan album ini dengan kumpulan karya sebelumnya, Rian dan kawan-kawan
cukup banyak mempersembahkan lagu macam itu. Ini bisa didengar di Bertepuk
Sebelah Tangan, Kehilangan, Beri Kami Yang Terbaik, Aku dan Kamu (Hanya Tuhan
yang Tahu), dan Berbesar Hati.
Di album ini, Rian berkolaborasi dengan
Benny Hadislani, seorang sahabat sekaligus tetangganya. Keduanya memadu ide
dalam empat lagu yakni, Natural, Berbesar Hati, Jelaskan Statusmu, dan Jalani Sepenuh
Hati. Sebenarnya Benny sudah pula mencoba berkolaborasi dengan Rian. “Namun,
baru sekarang ini chemistry kami nyambung,” ungkap Rian.
Sisa delapan lagu, dari selusin yang
terdapat dalam album ini, ditulis oleh Rian. Semua materi yang ditulisnya, kata
Rian, masuk dalam kualifikasi the best. “Saya tidak mau menahan-nahan komposisi
terbaik untuk album berikutnya,” katanya.
Rian, yang menyukai presentasi
menyeluruh dari sebuah album, menginginkan para pendengarnya mendengar karya
terbaik band itu. Ia ingin para pendengar itu menyukai keseluruhan komposisi
dalam album d’Masiv. “Bukan satu dua lagu saja,” katanya.
Itu yang kemudian membuatnya menyodorkan
karya terbaiknya, dan d’Masiv berupaya keras mengaransemen semua komposisi itu
menjadi tembang-tembang apik. Pilihan sound diperhatikan dengan seksama, vokal
latar ditata sedemikian rapih, seksi ritem padu, dan melodi dalam interlude
terasa makin berbobot.
Walhasil, album ini banyak menyodorkan
cikal bakal anthem bagi para penggemar setia d’Masiv, dan membuka peluang bagi
munculnya masiver-masiver baru. Jelaskan Statusmu memiliki peluang ke arah itu.
Demikian pula Naksir, atau Nyaman.
Pada saat yang sama, d’Masiv juga ingin
menjungkir-balikkan mitos yang ada selama ini yakni, pertaruhan, jatuh bangun,
satu band terletak pada album ketiga. Mereka sebenarnya tidak terbeban dengan
mitos itu. Tetapi, secara naluriah, d’Masiv tergelitk untuk memperlihatkan
kedewasaan mereka dalam bermusik.
Album ini juga menampilkan sisi lain
dari personil d’Masiv. Di lagu Nyaman, misalnya, Rian, Kiki, Wahyu, Rama, dan
Rai bersama-sama memperdengarkan kemampuan bernyanyinya. Di ujung lagu, olah
vokal mereka makin nampak jelas karena mereka bernyanyi dalam format acapela.
Sesuai dengan judul lagu tersebut, koor
keroyokan ini menunjukkan nyamannya kebersamaan yang mereka bangun selama ini.
Ada keinginan untuk tidak menjauh dari satu sama lain di dalamnya. Kekompakan
ini juga terlihat sejak lagu itu baru berupa ide. “Semuanya dieksekusi dengan
cepat karena satu sama lain memang sudah nyambung,” kata Rian.
Lagu Naksir mewakili sisi lain lagi dari
d’Masiv. Di lagu ini, mereka menyodorkan kenakalan bermusik, yang sebelumnya
tidak pernah dijumpai. Dimulai dengan kocokan gitalele, Naksir dibalut dengan
nuansa baroque pop.
Lagu, yang dibuat dengan waktu cukup
cepat (“Kebanyakan lagu hits kami dibuat dengan cepat,” ungkap Rian) , itu
dibangun dengan struktur yang sangat sederhana, lugas, dan menurut Rian,
“Keluar begitu saja, tanpa terlalu banyak dipikir.” Tak heran bila lagu ini
dimasukkan dalam daftar single jagoan oleh Musica Studio’s, bersama Natural,
Bertepuk Sebelah Tangan, dan Pergilah Kasih.
Di Kehilanganmu, d’Masiv juga
menyodorkan sesuatu yang berbeda. Lagu sepanjang 6 menit itu ditutup dengan
lengkingan melodi Kiki sepanjang dua menit. Mungkin ini sajian melodi paling
panjang yang pernah dipersembahkan d’Masiv, terutama Kiki.
Memang kalau tampil off air, Kiki kerap
menyelipkan kepiawaiannya bermain gitar. Tetapi, untuk dimasukkan ke dalam
album, baru kali ini ia melakukannya. Apalagi outro tadi membuat nuansa haru
dramatis yang hendak ditampilkan makin terasa hingga ke ujungnya.
Sebuah tribute untuk Chrisye
dipersembahkan d’Masiv di album terbaru mereka. Tembang Pergilah Kasih, karya
Tito Sumarsono, menjadi pilihan mereka. Rian memiliki kenangan tersendiri untuk
lagu ini. Ia sempat meneteskan air mata ketika Chrisye tampil di televisi
membawakan lagu ini. Demi melihat penampilkan penyanyi legendaris itu, ada
sebersit keinginan dalam diri Rian untuk suatu saat membawakan lagu itu.
Keinginan tersebut terwujud.
Itu pula yang cukup membebani Rian
ketika mencoba membawakan kembali lagu, yang juga melegenda itu. “Saya sedikit
terbebani,” katanya. Untuk mengatasinya, Rian mencoba untuk masuk ke dalam
lagunya, membayangkan Chrisye hadir di sebelahnya. Percaya tidak percaya, apa
yang ia bayangkan itu menjadi kenyataan saat sesi take vocal berlangsung. “Bulu
kuduk berdiri saat mengingatnya,” ungkap Rian.
D’Masiv sendiri tidak mengalami
kesulitan ketika membawakan lagu tersebut. Semua sepakat untuk membawakan
komposisi itu sesuai dengan warna asli d’Masiv. Tidak dilebih-lebihkan, ataupun
dibuat menjadi seminimal mungkin.
Album ketiga ini juga membawa sejumlah
perubahan dalam diri personil d’Masiv. Selain suasana kekeluargaan yang makin kental,
masing-masing personil juga kembali mengulik instrumen mereka. Band ini juga
memikirkan kemasan off-air mereka nantinya ketika membawakan materi dari album
ini.
Semangat seperti di awal-awal berdirinya
d’Masiv juga muncul kembali. “Kami sekarang latihan rutin seminggu sekali,”
terang Rian. Sebelumnya, mereka hanya berlatih satu kali dalam sebulan saja.
Latihan yang makin rutin itu, menurut Rian, adalah cara mereka untuk
membangkitkan kembali energi-energi awal yang pernah ada.
Semua itu membuat “Persiapan” bisa
disimpulkan ke dalam satu kata: matang.
Daftar
lagu-lagunya :
1.
d'Masiv - Natural
2.
d'Masiv - Bertepuk Sebelah Tangan
3.
d'Masiv - Pergilah Kasih
4.
d'Masiv - Jelaskan Statusmu