3 Penyesalan Yang Akan Dialami
Sekelompok Manusia
Dalam beberapa ayat, Al-Qu'ran
menginformasikan peristiwa masa depan yang akan dialami sekelompok manusia di
akhirat kelak. Berupa ‘penyesalan’ atas rekam jejak hidupnya yang jauh dari
nilai Islam selama di dunia. Ungkapan penyesalan ini diabadikan dengan ungkapan
“Ya Laitani”. Penyesalan yang hanya terucap, namun tidak bisa terwujud. Karena
waktu sudah terlambat.
Boleh jadi, informasi ini memberikan
pelajaran bagi yang masih hidup di dunia. Agar waspada, jangan sampai
penyesalan itu dialaminya di akhirat kelak. Masih lebih baik, jika penyesalan
itu terjadi di dunia. Karena di dunia, masih ada kesempatan untuk berubah
menjadi lebih baik. Sebaliknya, penyesalan di akhirat tidaklah berguna, kecuali
neraka jahannam.
Lalu, apa sajakah penyesalan-penyesalan
yang akan dialami sekelompok manusia itu?, Jawabannya adalah sebagai berikut:
Penyesalan Pertama:
Penyesalan Saat Sakaratul Maut
Sakarat bisa diartikan sebagai mabuk
akal atau hilang segala-galanya. Nabi berpesan, “Perbanyaklah ingat kepada yang
memutuskan kelezatan dunia, yakni kematian”. Sakaratul maut pasti benar adanya,
ia akan menghampiri setiap manusia. Banyak sebab terjadinya kematian, namun
cuma satu yang pasti yakni sakaratul maut. Saat peristiwa ini, bertautanlah
kedua betis pelakunya karena meregang nyawa akan dahsyatnya sakaratul maut.
Saat sakaratul maut tiba, terekamlah
seluruh jejak perbuatan manusia, yakni perbuatan baik dan buruk. Bila yang
muncul rekaman kebaikan, pelaku tidak akan merasakan takut, bahkan menyambut
bahagia, karena akan mendapatkan pahala. Namun sebaliknya, bila yang muncul
rekaman keburukan, baginya dihadapkan dengan kesengsaraan yang mengerikan. Ia
pun akan menyesal dan berkata “Kembalikanlah aku, supaya aku bisa beramal soleh
dan bersedekah”. Namun sayang, penyesalan ini tiada berguna, azal tidak bisa
ditunda dan dimajukan. Karena itulah, akhir segalanya.
Penyesalan Kedua:
Penyesalan Saat Melihat Kawan Dekat Disiksa di
Neraka
Sebagai makhlus sosial, setiap insan
tidak lepas dari pertemanan dengan orang lain. Bahkan, karakter dan kepribadian
seseorang tergantung dari teman/lingkungan dimana ia berada. Untuk itu,
dianjurkan untuk berhati-hatilah saat mencari teman. Agama seseorang akan
mengikuti agama teman dekatnya.
Baik buruknya pertemanan di dunia akan
terekam jelas di akhirat kelak. Pertemanan yang didasari ketaatan dan
kataqwaaan, akan memberikan bantuan/pertolongan satu sama lain. Namun
sebaliknya, pertemanan yang dijalin atas dasar kedurhakaan, akan menjadikannya
permusuhan. Satu sama lain akan saling menuding sebagai penyebab masuknya ke
neraka. Kelompok manusia ini akan menyesal dengan berkata, “Ampunilah dosa-dosa
kami ya Rabb!”. Dalam QS. Azzuhruf: 67, Allah mengatakan, “Teman-teman akrab
pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali
orang-orang yang bertakwa.”
Penyesalan Ketiga:
Penyesalan Saat Diperlihatkan Buku Catatan Amal
Setiap kita, didampingi dua malaikat
yang bertugas mencatat seluruh amal kita, kapan dan dimana kita berada. Catatan
ini akan terekam dalam buku catatan pribadi yang akan dibagikan di akhirat
kelak. Mereka yang menerima catatan dengan rekam jejak yang buruk, akan merasa
kaget, terbelalak dan menyesal. Mereka berkata, Apa-apaan ini? Kenapa semua
tercatat? Kok saya pernah melakukan dosa ini? Padahal saya sudah tidak ingat
lagi. Mereka lupa bahwa semua perbuatan di dunia sekecil apapun tercatat oleh Alloh
subhanahu wa ta’ala yang tercermin dalam catatan pribadi. Mereka pun menyesal,
dan menginginkan kembali ke dunia untuk berbuat amal soleh. Dan lagi-lagi,
penyesalan ini sudah terlambat dan tiada berguna.
Bagaimana Menghindari Penyesalan Itu?
Peristiwa di atas adalah gambaran masa
depan yang sudah diinformasikan kepada setiap manusia yang hidup di dunia.
Pelajarannya, bagaimana agar kita tidak mengalami penyesalan itu. Solusinya,
bertaubatlah selama masih diberi kesempatan hidup di dunia dan kembali ke pada
ajaran Islam. Orang yang hidup dalam suatu kebiasaan, maka ia akan dimatikan
dalam kebiasaan itu, dan dibangkitkan dalam kebiasan itu. Jika kita membiasakan
diri dalam nilai islam, maka kita akan dimatikan dan dibangkitkan dalam keadaan
islam.
Begitu pun dalam mencari teman dan
lingkungan, carilah yang bisa mengajak ke jalan Allah sehingga bisa
menyelamatkan diri di akhirat kelak. Selanjutnya perbanyak beramal soleh agar
catatan pribadi yang diterima kelak hasilnya baik dan menyenangkan.