10 Film Hollywood Paling Gagal di 2012
Tahun 2012 telah berlalu – tahun ketika Batman, James Bond, dan yang lainnya kembali hadir dan menguasai box office. Tetapi ada pula beberapa film yang jadi pecundang — yang dibuat dengan dana besar tetapi sepi penonton di bioskop. Apa saja? Ini dia:
1. John Carter
Perkiraan
kerugian: 95 juta dolar Amerika (sekitar Rp917 miliar)
Perkiraan
kerugian: $55 juta (sekitar Rp530 miliar)
Perkiraan
kerugian: $50 juta (sekitar Rp480 miliar)
Perkiraan
kerugian: $45 juta (sekitar Rp430 miliar)
Perkiraan
kerugian: $40 juta (sekitar Rp390 miliar)
Perkiraan
kerugian $200 juta (sekitar Rp1,9 triliun)
Tampaknya
ditakdirkan gagal dari awal, dengan anggaran membengkak selama syuting, “John
Carter” adalah bencana yang sempurna. Awalnya berjudul “John Carter Of Mars”,
Disney merasakan bahwa penonton mungkin tertukar dengan film mereka juga
mengalami kegagalan tahun lalu, “Mars Needs Moms”. Perubahan nama ini tidak
menghasilkan apa-apa. Sebuah anggaran iklan besar-besaran — yang dibandingkan
dengan film “Avatar” dan “Star Wars” — hanya membuat kegagalannya semakin
buruk.
“John
Carter” sangat buruk, Disney terpaksa merilis sebuah pernyataan yang mengatakan
"kami memperkirakan film ini menghasilkan kerugian operasional sekitar 200
juta dolar Amerika (sekitar Rp1,9 triliun)." Jangan merasa terlalu sedih —
kerugian itu tertutupi oleh pemutaran “The Avengers”.
2. Cloud Atlas
Perkiraan
kerugian: $160 juta (sekitar Rp1,5 triliun)
Meski
belum diputar secara global, cukup adil untuk mengatakan “Cloud Atlas” mengalami
kerugian di pasar Amerika Serikat. Dengan perkiraan kerugian sebesar $100 juta
(sekitar Rp965 miliar), “Cloud Atlas” bisa meraih kesuksesan di Asia, karena
banyak mengambil lokasi syuting di benua tersebut, tapi ini akan menjadi noda
hitam lain bagi Wachowskis setelah “Speed Racer” juga mengalami kegagalan pada
2008.
3.
Battleship
Perkiraan
kerugian: $100 juta (sekitar Rp965 miliar)
Untuk
film yang dibuat berdasarkan permainan papan plastik, kami bilang sih semuanya
berjalan persis seperti yang diperkirakan. Hasil yang cukup menyedihkan bagi
Taylor Kitsch, yang juga membintangi “John Carter” yang gagal di pasaran. Film
“Battleship” lumayan sukses di luar negeri, namun khalayak Amerika Serikat
tampaknya sudah muak melihat Kitsch melawan alien.
4.
Rock Of Ages
Secara
teori, “Rock Of Ages” tampak mudah dijual: berdasarkan drama musikal yang
sukses, dengan bintang besar dunia menyanyikan lagu rock paling klasik yang
pernah ada, tidak mungkin film ini akan meraih kegagalan. Sayangnya, Tom Cruise
yang menyanyikan “Pour Some Sugar On Me” dengan pakaian kulit tidak bisa
mengangkat film tersebut. Para kritikus juga tidak menyukai film ini.
5.
The Oogieloves In The Big Balloon Adventure
Perkiraan
kerugian: $60 juta (sekitar Rp580 miliar)
Film
dengan kegagalan terbesar yang pernah diputar di lebih dari 2000 bioskop. Hal
terburuk tentang “The Oogieloves In The Big Balloon Adventure” adalah tidak ada
yang pernah mendengar tentang film ini. Sebuah film anak yang mendorong
anak-anak untuk bernyanyi dan menari di atas panggung, dibintangi boneka-boneka
yang aneh. “The Oogieloves” mengalami kerugian besar, dengan menorehkan rekor
terburuk pada pekan pembuka yang hanya meraup $47 (sekitar Rp450 ribu) per
pemutaran. Tuna wisma di luar bioskop mungkin menghasilkan uang lebih banyak dari
film ini. Jangan berharap pemutaran perdana mewah di Leicester Square untuk
Goobie, Zoozie, dan Toofie.
6.
Dark Shadow
Perkiraan
kerugian: $60 juta (sekitar Rp580 miliar)
“Dark
Shadow” meraih pendapatan kotor $240 juta (sekitar Rp2,3 triliun) dari seluruh
dunia, tapi ketika menghitung dana yang dikeluarkan Warner Bros untuk
promosinya, komedi vampir garapan Tim Burton ini gagal memberikan keuntungan.
Mungkinkah para penonton bosan dengan kombinasi Burton dan Depp setelah
disuguhi dengan film-film seperti “Edward Scissorhands”, “Ed Wood”, “Sleepy
Hollow”, “Charlie And The Chocolate Factory”, “Corpse Bride”, “Sweeney Todd:
The Demon Barber Of Fleet Street” dan “Alice In Wonderland”?
7.
Total Recall
Pembuatan
ulang film laga klasik Paul Verhoeven ini tidak terlalu buruk, hanya saja tidak
lebih baik dibandingkan dengan versi aslinya yang dibintangi Arnold
Schwarzenegger. Penonton tentu saja berpikir sama, karena mereka tidak terlalu menyukainya.
Dengan Arnold mencuri perhatian dan mengisi bioskop dengan “The Expendables 2”,
film ini bergantung kepada Collin Farrel untuk menarik penonton, tapi sayangnya
“Total Recall” tidak memiliki keunikan layaknya film aslinya. Film ini hanya
meraih penghasilan kotor di seluruh dunia hampir $200 juta (sekitar Rp1,9
triliun). Pendapatan itu 60 juta dolar (sekitar Rp580 miliar) lebih sedikit
dari versi Arnold, belum disesuaikan dengan inflasi.
8.
That’s My Boy
Film
komedi keluarga yang tidak memiliki biaya spesial efek mahal, lokasi syuting
murah, aktor dengan gaji yang tak mahal, kami bingung bagaimana film ini bisa
memiliki anggaran awal $70 juta (sekitar Rp680 miliar). Kami beramsumsi Adam
Sandler perlu banyak makan saat syuting. Komedian tersebut biasanya memberikan
jaminan kesuksesan dalam setiap film yang dia bintangi tapi penggemar setianya
meninggalkannya kali ini. Terus terang, kami menyalahkan Vanilla Ice.
9.
Dredd
Film
yang dibintangi Karl Urban sebagai penegak keadilan, “Dredd”, gagal di Amerika
Serikat. Meskipun 10 kali lebih baik dari pendahulunya, film ini mendapatkan
$85 juta (sekitar Rp820 miliar) lebih sedikit dari versi 1995 yang dibintangi
Sylvester Stallone. “Dredd” seharusnya berhasil karena adaptasi dari buku
komiknya yang bagus dan karena akting Karl Urban. Sayangnya, kegagalan “Dredd”
mengakhiri cerita karakter itu di layar lebar, mengecewakan penggemar setia
yang ingin melihatnya.
10.
The Watch
Bagaimana
bisa sebuah film komedi menelan biaya $68 juta (sekitar Rp650 miliar) sementara
syuting spesial efek yang paling mahal menghasilkan sesuatu yang biasa-biasa
saja. “The Watch” cuma berhasil mengumpulkan $35 juta di Amerika Serikat. Ini
mungkin tanda popularitas Ben Stiller mulai pudar.
Sumber : Yahoo!