.
Bisnis.com, JAKARTA - Usai diberhentikan sementara oleh Presiden Jokowi siang tadi, Ketua KPK non aktif AbrahammSamad menggelar orasi di depan gedung KPK.
Bisnis.com, JAKARTA - Usai diberhentikan sementara oleh Presiden Jokowi siang tadi, Ketua KPK non aktif AbrahammSamad menggelar orasi di depan gedung KPK.
Dalam
orasinya itu Abraham Samad menyatakan pimpinan KPK bukan malaikat, tapi juga
bukan penjahat seperti status yang disandangnya sebagai tersangka. "Kami
tahu, seluruh komisioner (KPK) bukanlah malaikat, tapi kami ingin menyampaikan
kepada kalian bahwa kami bukanlah penjahat seperti yang dituduhkan atau
ditersangkakan kepada kami," katanya.
Abraham
menyampaikan hal itu seusai bertemu dengan perwakilan dari civitas akademica
yang berasal dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut
Pertanian Bogor dan sejumlah perguruan tinggi lain yang memberikan dukungan
kepada KPK.
Ikut hadir
dalam konferensi pers tersebut komisioner KPK lain Bambang Widjojanto,
Zulkarnain, Adnan Pandu Praja, sosiolog Universitas Indonesia Imam Prasodjo,
Ketua Ikatan Alumni UI Chandra Motik dan sejumlah tokoh lainnya.
"Saudara-saudaraku yang hadir di tempat ini, seluruh rakyat Indonesia dari
Sabang sampai Merauke yang masih mencintai keadilan, masih mencintai
pemberantasan korupsi, marilah kita bersama-sama untuk kembali berkomitmen agar
supaya kita bisa menegaskan kembali bahwa kita tidak pernah gentar sedikit pun
untuk menghadapi hal-hal terberat dalam hidup ini," tambah Abraham.
Abraham
dijadikan tersangka oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda
Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) atas dugaan kasus pemalsuan dokumen.
Sedangkan Bambang sebagai tersangka dalam kasus dugaan menyuruh saksi
memberikan keterangan palsu dalam sengketa Pilkada Kotawaringin Barat di
Mahkamah Konstitusi (MK) pada 2010.
"Kami
ingin tegaskan kembali bahwa ketika ketika kami terilih menjadi komsioner KPK,
tidak mudah begitu saja. Tapi kami di-tracking selama enam bulan dicari tahu
tentang hidup kami," kata Abraham. "Kami semua sudah clear. Karena
itu kalau kami dituduh melakukan kejahatan yagn ditimpakan kepada kami pada
tahun-tahun yang lalu maka itu adalah kriminalisasi yang ditujukan kepada
kami," ungkap Abraham. Namun Abraham mengaku akan mengikuti proses hukum
yang harus dijalani.
"Tapi
Insya Allah sebagai warga negara kami taat hukum dan akan ikut proses hukum
yang menimpa kami. Tapi pada saat yang sama kami ingin tegaskan kembali bahwa
kebenaran tidak akan pernah ditutup dan Insya Allah kebenaran akan terungkap di
bumi yang kita cintai," kata Abraham. Sedangkan Bambang Widjojanto mengaku
bahwa upaya kriminalisasi terhadap dirinya dan pimpinan KPK lain tidak dapat
dibenarkan.
"Berbagai
pernyataan yang dikemukakan bukan hanya menggugah kesadaran tapi juga menikam
sanubari karena menggerakkan, membangkitkan kesadaran. Kriminalisasi ini tak
bisa dibiarkan satu detik pun. Memutuskan sesuatu dengan cepat itu baik tapi
memutuskan dengan equal treatment jauh lebih baik," kata Bambang. Ia juga
mengajak agar masyarakat berkumpul pada Minggu (22/2) di Bundaran Hotel Indonesia,
Jakarta, pada pukul 09.00 dan Rabu (25/2) di UI Salemba Jakarta dan pada 5
Maret di Taman Ismail Marzuki (TIM).
"Kami
terima informasi ini dalam kapasitas sebagai pimpinan KPK karena Keppres-nya
belum saya terima," kata Bambang. Abraham dan Bambang tidak berkomentar
lebih lanjut mengenai keputusan Presiden Joko Widodo mengenai penunjukkan Plt
pimpinan maupun keputusan presiden mengangkat calon baru Kapolri Komisaris
Jenderal Pol Badrodin Haiti.
Sedangkan
Imam Prasodjo menjelaskan, selanjutnya akan terbentuk kelompok-kelompok untuk
melakukan reformasi birokrasi khususnya di tubuh kepolisian. "Kami semua
mengimbau agar mulai berbaris dan menyusun kelompok-kelompok diskusi untuk
reformasi birokrasi, dengan mengutamakan reformasi pada institusi kepolisian.
Kita menyayangi lembaga kepolisian," katanya. "Kita berterima kasih
kepada polisi-polisi yang menjaga setiap hari, kita memahami ada yang keliru di
dalamnya. Karena itu, kampus harus mendukung dengan pemikiran-pemikiran dengan
moral, nilai-nilai, agar semua perubahan di negeri ini terjadi dengan
cepat," kata Imam.