.
7 Waktu Ayah Buat Anaknya - Rasulullah Muhammad SAW pernah
bersabda, “Seorang ayah yang mendidik anak-anaknya adalah lebih baik daripada
bersedekah sebesar 1 sa’ di jalan Allah.”
Nabi walau mempunyai banyak kesibukan dengan
berbagai urusan, terutama kesibukan menghadap Allah SWT seperti Sholat, zikir
dan sebagainya. Untuk urusan mendidik anak-anak nya dan cucu-cucunya, Beliau
tidak menyuruh pembantu bahkan orang lain untuk menjaga cucunya yang masih
kecil yaitu Hasan dan Husain. Kesempatan untuk memdidik kepada kedua cucunya
itu disetiap waktu bersama cucu-cucunya, bahkan sedang shalat pun Rosul
memberikan pendidikan kepada kedua cucunya.
Disekitar kita banyak keluarga seperti anak
yang kehilangan sosok seorang figur Ayah nya. Mungkin banyak dari orang kota,
seorang Ayah yang sibuk mencari nafkah tanpa peduli dengan pendidikan dan kasih
sayang kepada anaknya, mungkin dari segi memberi nafkah itu sudah membuktikan
kasih saying terhadap anaknya, tapi memberi pendidikan dan pembelajaran secara
langsung kepada anaknya disertai dengan kasih sayang yang lebih, itu akan lebih
dari memberikan nafkah kepada anaknya. Seorang ayah sudah berangkat kerja saat
pagi sekali sebelum matahari terbit ketika anaknya masih tidur. Dan ketika
ayahnya pulang itu larut malam, dan sering ketika ayahnya pulang mungkin
anaknya sudah tertidur pulas. Jadi kapan sosok figure seorang ayah memberikan
pendidikan terhadap anaknya ?? (*sindirian terhadap seorang ayah seperti itu*).
Mungkin ada sebagian anak yang ditanya seorang
guru disekolahnya “Bagaimana ayahmu?”, dan seorang anak menjawab dengan spontan
nya “Au ah gelap”. Sungguh ironis bukan?, memang benar anak bicara seperti itu
karena si anak hanya bertemu dengan ayahnya pada waktu gelap pagi dan gelap
malam.
Efek dari seorang ayah yang minim keterlibatan
dalam kasih sayang dan memberikan pendidikan terhadap anaknya, yang membuat
beberapa masalah psikologis. Diantara penyebabnya, seorang anak yang memiliki
rendah harga dirinya atau kurang percaya diri, anak laki-laki yang cenderung
mempunyai sikap yang feminism, anak perempuan yang cenderung mempunyai sikap
tomboy, anak yang mempunyai pemikiran yang lambat dalam mengambil keputusan,
serta anak yang cendurung reaktif atau kurang aktif dalam pergaulan, dan yang
lebih parah belakangan ini, anak bisa menjadi generasi alay yang semakin
banyak.
Terus kapan dan bagaimana seorang figure ayah
yang ideal memberikan pendidikan dan kasih saying terhadap anaknya? Menurut
Ummi Online yang dikutip dalam artikelnya, setidaknya ada 7 waktu yang perlu
seorang ayah meluangkan waktunya bersama anaknya.
1. Pagi Hari
Dipagi hari, ayah membangunkan anaknya untuk melalukan
sholat subuh berjamaah dimasjid. Karena membiasakan anak sejak dini supaya
besar nanti sudah terbiasa bangun pagi dan sholat subuh berjamaah dimasjid.
2. Siang Hari
Di siang hari mungkin ayah masih dikantor atau
ditempat kerjanya. Setelah anak nya sudah pulang dari sekolah, luangkanlah
waktu 5 menit saja untuk menelepon, mulai dari bercerita riang mengenai
kegiatan disekolahnya.
3. Malam Hari
Di malam hari, ajarkan anak untuk belajar atau
membantu anak mengerjakan PR yang diberikan guru disekolahnya, dan disela-sela
belajar tambahkan pembelajaran tentang agama. Sesudah belajar sediakan waktu
sejenak untuk si anak bercerita tentang keseharian aktivitas nya disekolah, dan
memberikan masukan yang positif.
4. Hari Libur
Saat hari libur, kebanyakan dari kita melakukan
liburan bersama keluarga. Namun walau tidak ada liburan keluar, moment
dirumahpun bisa dimanfaatkan, seperti ajarkan anak mengaji alquran,
mendengarkan cerita Nabi-nabi, memberikan ceramah nasihat. Dan bisa juga
beraktifitas riang, seperi membersihkan halaman rumah, mencuci kendaraan, pergi
ke minimarket terdekat, dan aktifitas lainnya yang bisa dilakukan disekitar
rumah.
5. Di kendaraan
Saat dikendaraan, ada juga moment kedekatan
ayah dengan anaknya. Saat mengantar anak ke sekolah atau ke tempat lain,
terutama jika menggunakan mobil, tersedia kesempatan untuk ngobrol dengan buah
hati. Selipkan nasihat, misalnya mengenai pentingnya berkendara dengan santun,
menghormati hak orang lain, mengikuti aturan lalu lintas, dan lain-lain.
6. Saat Anak Sedih
Saat anak bersedih, biasanya ia mengaduh
terhadap Ibu nya. Namun kalau ayah mempunyai waktu jangan lewatkan kesempatan
ini, berikanlah tempat untuk curhat dan menyampaikan keresahan hatinya kenapa ia bersedih. Seorang ayah harus mampu hadir
dalam masalah yang si anak ceritakan, dan membuat masukan positif terhadap
anaknya untuk kuat dan tegar. Karena sebenarnya pahlawan bagi anak itu mereka yang ada di dekat mereka, menghibur, mendukung dan
menguatkan ketika mereka sedih dan mengalami masalah, dan sosok ayah itu harus ada.
7. Saat Anak Dapat Prestasi
Ini moment yang tidak boleh seorang ayah
lewatkan. Saat anak mendapatkan prestasi dari sekolah atau ikut perlombaan,
luangkan waktu untuk menghadirinya, karena kehadiran sosok figure ayah dan ibu
nya akan membentuk penngakuan terhadap kemampuan si anak. Berikanlah terpuk
tangan, ambillah moment itu dengan foto dan rekam video, dan jadikan moment itu
menjadi kenangan indah yang akan terus membawa mereka hingga besar nanti.
Sosok figure seorang ayah memang penting, tapi
sosok figure seorang Ibu juga penting. Didalam sebuah keluarga jadikanlah itu
sebagai sekolah. Ayah sebagai kepala sekolahnya yang bertanggung jawab agar
sekolah (keluarga) bisa berjalan dengan baik dan menyediakan sarana dan
prasarana juga pengambil peran dan keputusan. Sosok Ibu sebagai gurunya, yang
menjadi sumber ilmu, hikmah, dan inspirasi bagi anak dalam proses tumbuh
dan berkembang. Dan Anak
sebagai murid nya, yang perlu dapat bimbingan dan arahan dari kedua orang
tuanya.
Minimnya keterlibatan ayah, akan membuat
seorang anak cenderung sebagai penakut dan lambat dalam mengembil keputusan.
Dan untuk minimnya peran Ibu, seorang anak akan cenderung mengedepankan logika
dan emosi tanpa mengambil keputusan denga
hati dan kelembutan. Semoga kita menjadi ayah yang bergunak buat anaknya...
aamiin.